Selasa, 25 Mei 2010

Kronologis Kasus Bank Century


Kasus Bank Century hingga kini masih menjadi pemberitaan hangat disejumlah media massa, baik media massa yang berorientasi elektronik dan cetak. Kasus Bank Century juga telah menyeret berbagai institusi hukum di Indonesia, seperti halnya KPK, POLRI,dan DPR.

Bagaimana sebenarnya kronologi awal persoalan yang dihadapi oleh Bank Century sampai Bank ini dinyatakan harus diselamatkan oleh pemerintah? Berikut kronologisnya, dimana sumber dari kronologis berikut ini diperoleh Karo Cyber dari berbagai sumber situs internet:

2003
Bank CIC diketahui didera masalah yang diindikasikan dengan adanya surat-surat berharga valutas asing sekitar Rp2 triliun, yang tidak memiliki peringkat, berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit di jual. BI menyarankan merger untuk mengatasi ketidakberesan bank ini.

2004
Bank CIC merger bersama Bank Danpac dan bank Pikko yang kemudian berganti nama menjadi Bank Century. Surat-surat berharga valas terus bercokol di neraca bank hasil merger ini. BI menginstruksikan untuk di jual, tapi tidak dilakukan pemegang saham. Pemegang saham membuat perjanjian untuk menjadi surat-surat berharga ini dengan deposito di Bank Dresdner, Swiss, yang belakangan ternyata sulit ditagih.

2005
BI mendeteksi surat-surat berharga valas di Ban Century sebesar US$210 juta.

30 Oktober dan 3 November 2008
Sebanyak US$56 juta surat-surat berharga valas jatuh tempo dan gagal bayar. Bank Century kesulitan likuiditas. Posisi CAR Bank Century per 31 Oktober minus 3,53%.

13 November 2008
Bank Century gagal kliring karena gagal menyediakan dana (prefund)

17 November 2008
Antaboga Delta Sekuritas yang dimilik Robert Tantutar mulai default membayar kewajiban atas produk discreationary fund yang di jual Bank Century sejak akhir 2007.

20 November 2008
BI Mengirim surat kepada Menteri Keuangan yang menentapkan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik dan mengusulkan langkah penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Di hari yang sama, Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) yang beranggotakan BI, Menteri Keuangan, dan LPS, melakukan rapat.

21 November 2008
Ban Century diambil alih LPS berdasarkan keputusan KKSK dengan surat Nomor 04.KKSK.03/2008. Robert Tantular, salah satu pemegang saham Bank Century, bersama tujuh pengurus lainnya di cekal. Pemilik lain, Rafat Ali Rizvi dan Hesham Al-Warraq menghinglang.

23 November 2008
LPS memutuskan memberikan dana talangan senilai Rp2,78 triliun untuk mendongkrak CAR menjadi 10%.

5 Desember 2008
LPS menyuntikkan dana Rp2,2 triliun agar Bank Century memenuhi tingkat kesehatan bank.

9 Desember 2008

Bank Century mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga atas penggelapan dana investasi senilai Rp1,38 triliun yang mengalir ke Robert Tantular.

31 Desember 2008
Bank Century mencatat kerugian Rp7,8 triliun pada 2008. Aset-nya tergerus menjadi Rp5,58 triliun dari Rp14,26 triliun pada 2007.

3 Februari 2009
LPS menyuntikkan dana Rp1,5 triliun.

11 Mei 2009
Bank Century keluar dari pengawasan khusus BI.

3 Juli 2009
Parlemen mulai menggugat karena biaya penyelamatan Bank Century terlalu besar.

21 Juli 2009
LPS menyuntikkan dana Rp630 miliar.

18 Agustus 2009
Robert Tantular dituntut delapan tahun penjara dan denda Rp50 miliar subsider lima bulan kurungan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebelumnya pada 15 Agustus, manajemen Bank Century menggugatnya sebesar Rp2,2 triliun.

3 September 2009
Kepala Kepolisian Republik Indonesia menyampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat agar terus mengejar aset Robert Tantular sebesar US$19,25 juta, serta Hesham Al-Warraq dan Rafat Ali Rizvi sebesar US$1,64 miliar.

10 September 2009
Robert Tantular divonis 4 tahun penjara dan dengan Rp50 miliar.



: dikutip dari berbagai sumber


Sosiologi Politik


1 EB 05

Senin, 24 Mei 2010

Angka harapan hidup

HARAPAN HIDUP PENDUDUK INDONESIA



Eneng Solihat / 26209298

Fatma Ambar Sari / 23209840

Nilda Tartilla / 20209986

Purnawira Achmad / 24209243

Shela Widjaya / 20209081

Vanez Intania Kinanti / 20209914
1EBO5


Universitas Gunadarma
2010
Konsep Dasar
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Definisi
Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Angka harapan hidup saat lahir adalah rata – rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu.

Kegunaan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Cara Menghitung
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
Contoh
Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000.
Tabel 6. Angka Harapan Hidup Saat Lahir Menurut Beberapa Propinsi dan Kabupaten/Kota, yang dihitung dari data Susenas 2004 memakai program Mortpak4.
Propinsi/Kabupaten Angka Harapan Hidup Laki-laki Angka Harapan Hidup Perempuan
Sumatera Selatan 65,5 69,5
Kab. OKI 64,4 68,5
Kota Palembang 69,9 73,5
Jawa Barat 63,8 68,0
Kab. Kuningan 63,4 67,7
Kota Bandung 70,0 73,6
NTT 62,9 67,2
Kab. Flores Timur 63,5 67,8
Kab. Timor Tengah Utara 62,6 67,0







Harapan Hidup
Harapan hidup yang diharapkan (dalam arti statistik) jumlah tahun kehidupan yang tersisa di usia tertentu. Hal ini dilambangkan dengan e x, yang berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan berikutnya bagi orang sekarang berusia x, menurut pengalaman kematian tertentu. Dalam literatur teknis, simbol ini berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan lengkap yang tersisa, yaitu tidak termasuk pecahan dari satu tahun. Statistik yang terkait termasuk pecahan dari setahun, yaitu makna normal harapan hidup, memiliki lambang dengan lingkaran kecil di atas e.) Harapan hidup dari sekelompok individu sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk memilih kelompok. Harapan hidup biasanya dihitung secara terpisah untuk pria dan wanita.
Di negara-negara dengan tingginya angka kematian bayi bunga, harapan hidup saat kelahiran sangat sensitif terhadap tingkat kematian dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Ukuran lain seperti usia harapan hidup pada 5 (e 5) dapat digunakan untuk mengeluarkan efek dari kematian bayi untuk memberikan ukuran sederhana keseluruhan selain tingkat kematian pada anak usia dini.
Harapan ife istilah yang paling sering digunakan dalam konteks populasi manusia, tetapi juga digunakan dalam pabrik atau hewan ekologi itu dihitung dengan analisis tabel kehidupan (juga dikenal sebagai tabel aktuaria). Istilah harapan hidup juga dapat digunakan dalam konteks objek yang dibuat walaupun istilah yang terkait kehidupan rak digunakan untuk produk-produk konsumen dan istilah berarti waktu untuk breakdown (MTTB) digunakan dalam literatur rekayasa.

Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 tahun pada periode 2020-2025. Dalam Tabel 3.7 juga terlihat bahwa variasi harapan hidup menurut provinsi tidak terlalu besar pada awal tahun proyeksi, angka harapan hidup terendah 60,9 tahun untuk Nusa Tenggara Barat dan tertinggi 73,0 tahun untuk DI Yogyakarta. Pada akhir periode proyeksi variasi itu menjadi berkisar antara 70,8 tahun 75,8 tahun untuk provinsi-provinsi yang sama seperti pada awal proyeksi.


Propinsi Periode
2000-2005
(2002) 2005-2010
(2007) 2010-2015
(2012) 2015-2020
(2017) 2020-2025
(2022)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 67.2 67.3 69.2 71.1 72.8
12. SUMATERA UTARA 68.6 70.5 72.1 73.2 74.0
13. SUMATERA BARAT 66.8 69.2 71.2 72.8 73.8
14. RIAU 68.0 70.1 71.9 73.2 74.0
15. JAMBI 67.0 69.1 70.8 72.0 72.9
16. SUMATERA SELATAN 66.9 69.2 71.2 72.7 73.6
17. BENGKULU 66.8 68.9 70.7 72.3 73.4
18. LAMPUNG 67.9 70.1 71.8 73.1 73.8
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 66.9 69.0 70.8 72.1 73.0
31. DKI JAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8
32. JAWA BARAT 66.6 69.0 70.9 72.3 73.2
33. JAWA TENGAH 68.9 71.0 72.6 73.6 74.2
34. D I YOGYAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8
35. JAWA TIMUR 67.8 70.0 71.9 73.2 73.9
36. BANTEN 64.6 67.3 69.4 70.9 71.9
51. B A L I 70.6 72.4 73.5 74.2 74.6
52. NUSA TENGGARA BARAT 60.9 64.4 67.2 69.3 70.8
53. NUSA TENGGARA TIMUR 66.1 68.4 70.3 71.9 72.9
61. KALIMANTAN BARAT 66.1 68.5 70.4 71.7 72.5
62. KALIMANTAN TENGAH 67.8 70.0 71.7 72.6 73.0
63. KALIMANTAN SELATAN 64.1 66.9 69.2 70.9 72.1
64. KALIMANTAN TIMUR 69.6 71.6 73.1 74.1 74.6
71. SULAWESI UTARA 72.3 73.6 74.4 75.1 75.6
72. SULAWESI TENGAH 64.5 67.0 69.1 70.8 72.0
73. SULAWESI SELATAN 66.3 68.8 70.9 72.4 73.3
74. SULAWESI TENGGARA 66.9 69.1 70.8 72.1 72.9
75. GORONTALO 66.3 68.7 70.7 72.0 72.8
81. M A L U K U 65.3 67.7 69.8 71.3 72.5
82. MALUKU UTARA 63.3 66.3 68.7 70.5 71.9
94. PAPUA 66.1 68.4 70.3 71.8 72.7




Angka Harapan Hidup, Infant Mortality Rate, Total Fertility Rate dan Rata-rata
Umur Perkawinan Pertama Menurut Kabupaten / Kota di Jawa Barat
Tahun 2003-2005

Propinsi : 32 JAWA BARAT
Lokasi Angka Harapan Hidup (AHH) Infant Mortality Rate (IMR) Total Fertility Rate (TFR) Rata-rata Umur Perkawinan Pertama
2003 2004 2005 2003 2004 2005 2004 2005 2004 2005
KABUPATEN
01 BOGOR 66.82 66.94 67.10 47.41 44.50 42.42 204 2.02 21.82 22.44
02 SUKABUMI 64.80 64.82 65.70 64.05 45.87 44.50 223 2.05 21.38 21.70
03 CIANJUR 64.60 65.05 65.61 52.10 50.75 48.50 224 2.06 21.25 21.44
04 BANDUNG 65.40 65.85 66.23 47.70 46.37 43.50 200 2.09 21.65 22.10
05 GARUT 61.50 62.02 62.64 56.98 55.94 54.83 256 2.46 22.49 22.86
06 TASIK MALAYA 66.15 66.72 67.05 55.50 48.75 45.50 237 2.39 21.82 22.12
07 CIAMIS 65.24 65.85 65.91 53.51 51.40 49.91 205 2.07 22.16 22.79
08 KUNINGAN 68.98 69.02 69.08 48.50 47.35 42.52 188 1.81 22.32 22.56
09 CIREBON 63.50 64.47 64.78 54.70 54.46 52.24 212 2.05 22.04 22.47
10 MAJALENGKA 67.02 67.41 67.70 49.78 48.50 44.24 187 1.84 22.90 22.45
11 SUMEDANG 67.74 67.87 67.94 41.85 39.52 39.02 211 2.17 22.37 22.15
12 INDRAMAYU 64.15 64.36 65.03 55.64 53.89 51.33 219 2.22 21.50 21.22
13 SUBANG 67.40 67.81 67.87 42.39 41.00 40.67 187 1.87 21.07 21.18
14 PURWAKARTA 66.84 67.13 64.66 57.32 43.36 41.50 191 1.72 22.84 22.05
15 KARAWANG 65.75 66.12 66.73 58.50 55.70 48.29 189 1.83 21.35 21.64
16 BEKASI 68.50 68.64 68.73 53.00 46.61 45.43 198 1.89 22.21 22.02
KOTA
71 BOGOR 71.20 71.66 71.80 28.47 26.64 26.32 140 1.85 26.61 25.55
72 SUKABUMI 71.24 71.40 71.65 38.96 34.50 32.27 187 1.99 24.70 24.36
73 BANDUNG 72.52 72.54 72.56 36.10 35.88 35.01 186 1.86 26.68 24.43
74 CIREBON 68.52 69.16 69.23 37.71 32.50 31.67 166 1.73 26.25 26.37
75 BEKASI 68.50 69.38 69.49 35.54 32.77 31.95 143 1.66 25.24 25.20
76 DEPOK 71.96 72.17 72.97 33.38 29.28 28.07 195 1.88 25.87 25.55
77 CIMAHI 68.90 70.60 71.75 - 34.16 31.15 193 1.62 24.35 24.86
78 TASIKMLAYA 66.40 67.05 67.43 - 43.88 41.36 216 2.12 23.78 23.07
79 BANJAR 65.24 65.42 65.54 - 43.60 42.67 192 1.95 22.47 22.95
Propinsi 64.94 65.34 66.57 42.50 41.72 40.87 212 2.10 22.37 22.40

Angka Harapan Hidup Tahun 2010, 70 Tahun


Derajat kesehatan suatu daerah dapat dilihat dari seberapa baik unsur kualitas hidup dan unsur mortalitas serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizinya. Demikian pernyataan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Sulis Astuti.
Menurut Sekretaris yang merangkap Plh. Kadinkes ini, angka harapan hidup waktu lahir merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup (AHH) masyarakat. Sementara untuk mortalitas, ada lima indikator yang dijadikan ukuran yaitu, angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita (AKAB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1.000 balita, angka kematian diare pada balita per 1.000 balita dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup.
Sulis menambahkan, untuk morbiditas yang dipakai ukuran adalah angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk, angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, persentase kesembuhan TB Paru, persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko dan angka acute flaccid paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak.
Sementara untuk status gizi mempergunakan indikator persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), persentase anak balita dengan gizi baik, prevalensi anemia gizi, prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).
Sementara itu, Kepala Bagian Kominfo Tutug Edi Utomo ketika ditanya kondisi saat ini, langsung merujuk buku profil kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
Menurut Tutug, angka harapan hidup (AHH) Kabupaten Probolinggo berangsur-angsur naik. Hasil survei indeks pembangunan manusia yang dikeluarkan UNDP dan BPS tahun 2005 menyebutkan, AHH Kabupaten Probolinggo tahun 1996 tercatat 58,8 tahun, tahun 2002 naik menjadi 60,15 tahun, tahun 2004 naik lagi menjadi 60,47 tahun dan tahun 2005 naik menjadi 61,08 tahun.
“Angka harapan hidup sekitar 60 tahun ini harus ditingkatkan terus, karena masih lebih rendah dari rata-rata Propinsi Jawa Timur, dimana tahun 2004 lalu sudah mencapai 64,69 tahun dan target Indonesia Sehat tahun 2010 yang mengupayakan AHH Indonesia harus mencapai 67,9 tahun” ujarnya.
Menyongsong Indonesia Sehat 2010, Pemerintah Kabupaten Probolinggo, kata Tutug, telah menetapkan angka harapan hidup sebesar 70 tahun pada thun 2010 mendatang. Penambahan usia harapan hidup waktu lahir menunjukkan telah terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup akan sebanding dengan peningkatan status sosio-ekonomi keluarga. Sedangkan kualitas lingkungan, biasanya berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk hidup dalam lingkungan fisik yang lebih baik.
Disamping itu, angka harapan hidup berhubungan dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi maka angka harapan hidupnya semakin tinggi. Dengan demikian, menurunkan angka kematian bayi adalah sesuatu yang mutlak untuk meningkatkan angka harapan hidup.
Tutug mengingatkan, bayi merupakan kelompok umur yang paling peka terhadap aspek-aspek kesehatan karena sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna menyebabkan bayi mudah terkena penyakit terutama infeksi. “Oleh karena itu angka kematian bayi digunakan sebagai indikator mengukur derajad kesehatan masyarakat dan perkembangan sosial masyarakat, karena di dalamnya tampak aspek gizi, kesehatan masyarakat dan keadaan lingkungan” ujarnya. (tom)

Harapan Hidup Penduduk Indonesia Capai 73,7 Tahun

Angka harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2025 diperkirakan dapat mencapai 73,7 tahun, meningkat 4,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini yang hanya 69,0 tahun.
Pada periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total atau total fertility rate dan angka kematian bayi atau infant mortality rate serta meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).
Data tersebut tertuang dalam buku "Proyeksi Penduduk Indoensia 2005" yang disusun oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas dan Badan Pusat Statistik yang bekerja sama dengan lembaga dana Kepedudukan PBB/UNFPA, yang diluncurkan di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa.
Menurut perkiraan BPS, angka kelahiran total yang saat ini mencapai 2,23 bayi per wanita akan turun menjadi 2,07 bayi per wanita pada 2025.
Selain itu, angka kematian bayi juga dapat ditekan dari 32 bayi per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 bayi per 1000 kelahiran hidup.
Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut akan meningkat dari 5% saat ini menjadi 8,5% pada 2025.
Menurut Kepala BPS, Dr. Choiril Maksum pembuatan proyeksi penduduk dengan kurun waktu yang panjang dimaksudkan agar hasilnya dapat dipergunakan terutama untuk perencanaan jangka panjang.
Proses penyusunan proyeksi penduduk itu dimulai pada pertengahan November 2004 dengan kerjasama beberapa lembaga terkait antara lain, Departemen Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Ikatan Peminat dan ahli Demografi Indonesia (IPADI) serta tim konsultan yang terdiri dari para pakar demografi dan statistik.
Proyeksi penduduk itu oleh pemerintah akan dijadikan acuan penyusunan kebijakan publik khususnya kebijakan yang membutuhkan dukungan data kependudukan.
Harapan yang sama juga diungkapkan perwakilan UNFPA untuk Indonesia, Benard Coquelin.
"Buku proyeksi penduduk ini, dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan demografi masa depan dan memungkinkan pemerintah untuk membuat kebijakan dan peraturan yang tepat," kata Coquelin.
Dalam sambutannya dia juga mengingatkan tentang peningkatan proporsi penduduk usia lanjut.
Coquelin mengatakan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih mengenaik kebijakan nasional terkait penduduk usia lanjut dan penerapannya serta merencanakan program-program khusus untuk memastikan pemberdayaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.




Angka Harapan Hidup Di Bawah Nasional

Mataram : Tingkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini masih berada di bawah rata-rata nasional.
Misalnya untuk angka harapan hidup bagi masyarakat NTB masih berada pada 59,8 tahun sementara nasional 77,3 tahun. Menurut Koordinator Lapangan Sukarelawan Perjuangan Rakyat Pembebasan Tanah Air (Spartan) NTB Yuda Anggara, di Mataram.

Ketika melakukan unjuk rasa yang menolak pemerintahan pro-neolobralisme di Jalan Airlangga Mataram yang diikuti puluhan anggota organisasi itu, dia mengatakan, penduduk miskin di NTB tercatat 24,94 persen atau sekitar 1,03 jiwa dari jumlah penduduk NTB 4,5 juta jiwa sehingga NTB berada pada urutan 32 dari 33 propinsi di Indonesia.

Hal ini akibat berbagai kekeliruan seperti hampir semua kekayaan alam dikasai oleh pihak asing dan di NTB terlihat dengan bertele-telenya proses divestasi saham PT NNT kepada pemerintah. Akibat dari kebijakan yang kontra produktif itu banyak menimbulkan konflik baik secara perikal maupun horizontal seperti banyaknya bermunculan kasus agraria di daerah yang akan dijadikan sentra pariwisata itu. Contohnya, kondisi kaun tani di Lombok Timur, yakni di Sekaroh, Jereweh Sumbawa dan lainya demikian juga keberadaan pedagang kaki lima di daerah pariwisata yang selalu diobok-obok oleh pihak – pihak tidak berwenang.

Unjuk rasa dilakukan di perempatan Jalan Air Langga Mataram sebagai pusat keramaian, sehingga aksi itu mengganggu lalu lintas dan polisi lalu lintas untuk sementara terpaksa mengalihkan jalur kendaraan. Sebelumnya, sedikitnya 20 orang pengunjuk rasa yang menolak praktek neoliberalisme kembali berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Mataram. Para mahasiswa dari berbagai organisasi seperti Liga Mahasiswa Nasiona Untuk Demokrat (LMND), Aliansi Mahasiswa Samawa Indonesia (AMSI) dan Komite Serikat Rakyat Miskin Indonesia (KP-SRMI), juga menyoroti berbagai permasalahan di daerah itu.




Harapan hidup saat kelahiran: total penduduk: 70,76 tahun
male: 68.26 years laki-laki: 68,26 tahun
female: 73.38 years (2009 est.) perempuan: 73,38 tahun (2009 est)
Year Tahun Life expectancy at birth Harapan hidup saat kelahiran Rank Rank Percent Change Persen Perubahan Date of Information Tanggal Informasi
2003 2003 68.94 68,94 135 135 2003 est. 2003 est
2004 2004 69.57 69,57 135 135 0.91 % 0.91% 2004 est. 2004 est
2005 2005 69.57 69,57 137 137 0.00 % 0.00% 2005 est. 2005 est
2006 2006 69.87 69,87 137 137 0.43 % 0.43% 2006 est. 2006 est
2007 2007 70.16 70,16 134 134 0.42 % 0,42% 2007 est. 2007 est
2008 2008 70.46 70,46 135 135 0.43 % 0.43% 2008 est. 2008 est
2009 2009 70.76 70,76 136 136 0.43 % 0.43% 2009 est. 2009 est


Tahun 2025, Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun
Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang sama angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada saat ini. Selain itu, dalam periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total (Total Fertility Rate -TFR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate - IMR) serta meningkatkan proporsi penduduk usia lanjut.
Kesimpulan: Catatan ini berisi rata-rata jumlah tahun yang harus dijalani oleh sekelompok orang yang lahir pada tahun yang sama, jika tingkat kematian pada setiap zaman tetap konstan di masa mendatang. Entri mencakup total populasi serta komponen laki-laki dan perempuan. Harapan hidup saat kelahiran juga merupakan ukuran kualitas hidup secara keseluruhan di suatu negara dan merangkum kematian di segala usia. Juga dapat dianggap sebagai menunjukkan laba potensial atas investasi dalam modal manusia dan diperlukan untuk perhitungan aktuaria berbagai ukuran.






(C) 2010 Data Statistik Indonesia
Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License.
Page Best View : 1024 X 768 with Mozilla Fir

www.datastatistik-indonesia.com
Sumber: www.bappenas.go.id/.../tahun-2025-angka-harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/

:dari berbagai sumber

Sosiologi Politik

1 EB 05

Organisasi Sosial

Pengertian

Organisasi social adalah sekumpulan orang atau individu dalam suatu kelompok yang saling berinteraksi

dan bekerja sama yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama

Ciri-ciri organisasi social

a. Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi jelas

b. Menetapkan para anggotanya secara formal

c. Memiliki identitas yang jelas

d. Mempunyai struktur administrasi yang berbeda dengan organisasi lain

e. Organisasi sah setelah melalui suatu prosedur hukum, missal akta notaries

f. Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya

Tipe-tipe organisasi social

a. Organisasi formal

organisasi formal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan resmi dan memiliki peraturan yang tegas.

Ciri pokok organisasi formal :

· Pola komunikasi relative mapan

· Disiplin kerja diatur secara formal

· Pengorganisasian jelas

· Ada kekhususan keahlian / profesionalisme

· Tujuan terencana dengan jelas Kelemahan organisasi formal :

· Sedikit kesempatan bawahan untuk memberikan jawaban atas pesan dan instruksi atasan

· Kompleksnya jaringan social

· Kecenderungan keterlibatan bawahan untuk turut campur dalam proses musyawarah dan pembuatan keputusan sedikit

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan tidak ditentukan secara resmi.

Ciri-ciri organisasi informal :

· Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama

· Hubungannya informal

· Jumlah anggotanya relative kecil

· Adanya kegemaran yang relative sama diluar organisasi

· Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran pribadi Kelemahan organisasi informal :

· Banyak kesulitan untuk mengambil keputusan karena keterlibatan bawahan tidak terbatas

· Kapasitas hasil kerja relative rendah karena anggotanya terbatas

· Banyak waktu luang yang dipergunakan di luar lingkup organisasi

Aturan tata hubungan antaranggota dalam organisasi menurut Hertzler

a. Harus ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan social yang dapat diterima oleh anggotanya

b. Harus ada kekuasaan atau otoritas yang mempunyai daya paksa dalam melaksanakan tata hubungan social

c. Adanya pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam kelompok-kelompok dan lapisan social tertentu yang menggambarkan adanya koordinasi dan subkoordinasi

d. Anggota-anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat hidup dalam suasana harmoni, yang saling memberi kepuasan

e. Adanya tingkah laku yang telah merupakan standar itu disalurkan atau dipaksakan dengan mekanisme tekanan-tekanan social, menjadi suatu pola yang merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia


: dari berbagai sumber

Sosiologi Politik


1 EB 05

GREEN ZONE

Sutradara : Paul Greengrass

Pemain : Matt Damon, Brendan Gleeson, Khalid Abdalla, Amy Ryan, Greg
Kinnear, Jason Issacs, Yiqal Naor

Durasi : 115 menit

Skenario : Brian Helgeland
Rajiv Chandrasekaran ( Buku )

Produksi : Universal Studios

Tanggal Rilis : 12 Maret 2010

Masalah dibalik perang Irak vs USA

Green Zone menggambarkan apa yang menjadi pemicu dalam perang Irak. Paul Greengrass sang sutradara mengemasnya dengan memberikan bumbu drama yang akan membuat kita memutar otak atau sekedar menebak apa yang terjadi. Bagi yang bukan pemerhati perang yang sesungguhnya atau sejarahnya sekalipun, Green Zone akan menambah wawasan kita atas apa yang menjadi pemicu perang di Irak tahun 2003 silam

Roy Miller ( Matt Damon ) adalah kepala pasukan khusus yang ditugaskan di Irak untuk mencari WMD ( Weapons of Mass Destruction ) alias senjata pemusnah massal. Namun setelah ia menjalankan misinya tersebut dengan menyisir beberapa tempat yang dicurigai, WMD tidak pernah berhasil ditemukan oleh Miller. Rasa curiga pun semakin menyelimuti Miller yang selalu menjalankan misi dengan hasil tangan kosong. Ia merasa ada yang tidak beres dengan badan intelejen yang memberikan informasi palsu. Ternyata Miller pun tidak sendiri, kepala CIA di Baghdad, Martin Brown ( Brendan Gleeson ) juga merasakan hal yang sama. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk menemukan fakta yang sebenarnya terjadi.

Roy Miller bekerjasama dengan Martin Brown namun menemui jalan buntu walau ia akhirnya bisa bertemu dengan Jenderal tertinggi Irak Muhammad Al-Rawi yang harus mati terbunuh di tangan orang Irak sendiri. Ia berkenalan dengan warga Irak asli bernama Freddy dan justru dialah yang menyimpan amarah yang sesungguhnya.
Film ini mensettingkan kondisi bahwa Irak ingin berubah menjadi Negara Demokrasi dan cepat-cepat keluar dari tirani Alm Saddam Husein yang sangat berkuasa. Tidak hanya menarik tapi cukup membuat kita berpikir tentang negara adi kuasa Amerika Serikat terhadap dunia Islam. Ada yang menarik dari film ini karena mencoba menghadirkan kembali sosok wartawan kritis yang menjadi inspirasi bagi Miller untuk tetap mengejar Al-Rawi dan bertanya sendiri kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Sinematografi yang ditampilkan patut diberi acungan jempol, meskipun syuting dilakukan di sekitar Inggris, Maroko, dan Spanyol, namun film ini benar-benar memanjakan penontonnya dengan tampilan perang yang sesungguhnya. Seperti saat Miller beserta tim-nya yang menyisir lokasi target ataupun saat mereka menerobos kerumunan orang Irak yang sedang kehabisan air, sangat realistis digambarkan. Belum lagi dengan suguhan kamera hand-held yang semakin membuat kita seperti ikut terlibat dalam perang tersebut. Matt Damon ( Roy Miller ) sebagai pemeran utama nyaris séance by séance tidak terlewatkan adegan yang sangat menegangkan itu. Dan apakah Miller berhasil memecahkan masalah bahwa senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh Irak benar-benar ada ? Buat penggemar film action wajib menonton film ini

: dari berbagai sumber

Sosiologi Politik

1 EB 05

Teori Ekonomi

Teori Ekonomi Klasik


1) Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai kajian tentang sebab-sebab terjadinya kekayaan.


2) F.A. Walker menyatakan ekonomi adalah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan kekayaan.


3) David Ricardo mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu kajian tentang hukum berbagai jenis golongan masyarakat.


4) J.B. Say mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang peraturan yang menentukan kekayaan.


5) J.S. Mill mendefinisikan ekonomi sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan pengeluaran hasil negara.


Ekonomi neo klasik


Alfred Marshall mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang kelakuan manusia yang berkaitan dengan cara mereka mendapatkan dan menggunakan barang-barang kebutuhan


Edwin Cannan menyatakan tujuan ilmu ekonomi adalah untuk menerangkan faktor-faktorumum yang menentukan kabajikan material

A. C. Pigou menerangkan ilmu ekonomi ialah satu kajian untuk menambahkan jumlah pengeluaran untuk meningkatkan taraf hidup


Willian Beveridge mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang cara manusia bekerjasama untuk mendapatkan keperluan material.


Lionel Robbins yang mendefinisikan ekonomi ialah suatu ilmu yang mengkaji tingkah laku manusia yang berhubungan dengan kehendak mereka yang tidak terbatas dengan sumber-sumber terbatas dengan memaksimalkan kegunaan (utility).

Lionel Robbins membuat definisi ini berdasarkan empat ciri dasar kehidupan manusia yaitu:

Manusia mempunyai kehendak untuk dipenuhi.

Alat (uang) untuk memenuhi kehendak tersebut terbatas.

Sumber yang terbatas digunakan untuk beberapa pilihan kegunaan.

Manusia perlu membuat pilihan


: dari berbagai sumber


Sosiologi Politik


1 EB 05